Selasa, 22 November 2011

ANTARA NGAJI DAN NGABDI


antara ngabdi dan ngaji
fenomena pendidikan saat ini memang beragam, sebagian sedang menderukan semangat yang mengusung warna karakter dalam pendidikan ada juga yang mengusung warna inklusif dan lain sebagainya. namun hal yang harus dicermati adalah semua warna yang diusung adalah dengan tujuan satu yaitu untuk memajukan pendidikan tanah air. ternyata fenomena diatas juga terjadi dalam space terkecil sekalipun, misalnya pesantren. dengan notabennya, pesantren tidak ingin ketinggalan mengambil peran. perubahan pun dilakukan mulai kurikulum hingga metode belajar. tidak berhenti sampai disitu, pesantren pun mendirikan organisasi2 yang menjadi wadah bagi para santri untuk mengeksplor kemampuannya, serta membekali mereka untuk agar terbiasa dengan kehidupan masyarakat. hal itu memberikan hasil sangat memuaskan, karena dengan terjun dalam sebuah organisasi seorang santri tidak hanya pandai dalam hal tekstual, namun juga kontekstual keadaan masyarakat mereka pelajari. sungguh hasil yang menggembirakan. namun sayang masalah klasik sering kembali terjadi, misalnya kurangnya tanggung jawab santri terhadap tugas utama mereka yaitu "ngaji" sering terlupakan. karena terlalu semangat dalam bidang organisasi kadang mereka lupa akan kewajibannya. ini menurut pendapat para pengurus atau ustad. karena kebanyakan mereka [ santri ] terlalu asyik dengan kegiatan mereka sendiri yaitu mengabdikan diri kepada organisasi. namun fenomena ini tidak sepenuhnya benar karena ada beberapa alasan kenapa para santri sampai melalaikan tugasnya. menurut pendapat saya dan ini hanya pendapat yang subjektif ada beberapa hal yang menyebabkan itu, diantaranya :
1. mungkin pengurus tidak memberikan contoh yang dapat ditiru
2. kebanyakan pengurus hanya melihat hal yang pragmatis [ yang nampak ]
3. atau pengurus atau seorang ustadz takut tersaingi oleh santri santrinya ... oh kalo yang ini saya cuma menebak,
ini cuma hipotesa pribadi saya. karena jika suatu pondok telah membuat sebuah organisasi bagi pengembangan bakat para santrinya seharusnya ada tuntunan yang harus di ikuti para santri ketika menjalankan organisasi tersebut sehingga mereka [ santri ] yang posisinya sedang tholab bisa mempunyai panutan dalam menjalankan tugasnya dalam sbuah lembaga, yaitu antara ngabdi dan nyantri. sehingga tidak ada lagi sebutan santri anjal [ anak jalanan ] dsb. karena mau tidak mau sebagai seorang guru atau pengurus dalam beberapa kitab telah diterangkan tentang kewajiban serta tugasnya. yang paling mudah dalam UU no 20 tahun 2003 diterangkan bahwa seorang guru harus mempnyai 5 kompetensi, silahkan cek sendiri kompetensi2 tersebut. sehingga siapapun yang menjadi seorang guru bisa menghargai seluruh jerih payah dari tugas dan pengabdian seorang murid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar